Siapakah pahlawan Islam masa depan?

Siapakah pahlawan Islam masa depan?

Sungguh Islam sekarang dalam kondisi yang paling ekstrim. Baru-baru saja di Palestina, 1500 rakyat nya dibantai ditambah ribuan lain luka-luka. Masjid dan sekolah di bom seenaknya, Ulama dibunuhi layaknya hewan kurban, diskriminasi, larangan jilbab, cap teroris, dsb.

Namun ada juga hal-hal yang cukup menggembirakan. Di tengah stigma-stigma buruk yang terjadi, ternyata malah menimbulkan rasa penasaran terhadap Islam dari masyarakat barat yang sekarnag sudah mulai kehilangan ideologi dan arah hidup. Efeknya luar biasa, seperti yang diberitakan NBC, 20.000 orang Amerika masuk Islam setiap tahunnya. Tapi sadarilah, selain karena rahmat Allah, syariatnya adalah karena perjuangan muslim-muslim di Amerika yang terus istiqomah menyampaikan Islam walaupun kondisi lingkungan sangat represif.

Lalu kapan Islam bangkit ?

Sesungguhnya kebangkitan lahir karena adanya para pahlawan. Pahlawan yang rela berkorban untuk bangsanya, untuk negerinya, untuk agamanya. Jepang bangkit dari keterpurukan karena komitmen bangsanya. Indonesia merdeka karena jasa para pejuang 45 beserta para pahlawan sebelum dan sesudahnya.

Jika disana ada segolongan umat yang rela berkorban untuk Islam. Mengorbankan waktunya, mengorbankan tenaganya, mengorbankan hartanya bahkan nyawanya untuk tegaknya Islam di bumi ini. Begitu sigap ia menyambut panggilan dakwah. Begitu keras perjuangannya. Begitu mantap gerakannya. Begitu ikhlas, tiada yang dia harapkan selain ridha Allah semata.

Lalu siapa pahlawan Islam ?

Jawabannya ada di dalam hati kita bersama.
Apakah kita yang akan membangun kembali kemuliaan Islam?
Apakah kita yang mengganti keterpurukan dengan kegemilangan ?
Apakah kita yang akan mengatakan
“Jika ada 1000 orang yang berjuang di jalan Allah. Maka salah satunya adalah aku. Jika ada 100 orang yang berjuang di jalan Allah, maka salah satunya adalah aku.
Jika ada 10 orang yang berjuang di jalan Allah, maka salah satunya adalah aku.
Jika ada 1 orang yang berjuang di jalan Allah, maka itulah aku!” seperti yang dulu dikatakan Umar?

Kita sendirilah yang bisa menjawabnya.

AF