What’s On LDK ??


Salam : “LDK ? Latihan Dasar Kepemimpinan  ya ?”
Salim  : “ Eh bukan, ini Lembaga Dakwah Kampus. Itu loh Assalam”
Salam : “Bukannya itu mah UKM ya, kenapa sekarang singkatannya jadi LDK ?”
Salim  : “Op! Dari pada nantinya kamu makin bingung, denger aku dulu ya. Nanti nanya di akhir. Oke ?”
Salam : “Oke”

Sebenernya, LDK itu ga cuma sekedar UKM. Kenapa ? Bicara UKM, tentu saja tujuan utamanya adalah untuk mengembangkan minat, bakat, serta kreativitas mahasiswa yang tidak lain adalah anggotanya. LDK juga sama, tetapi lebih dari itu, LDK juga mengembangkan kualitas pribadi anggota berkaitan dengan ketaqwaannya, serta untuk menyebarkan islam lewat dakwah ke seantero kampus raya hehe mungkin bisa lebih luas dari itu. LDK juga ‘kan orientasinya ‘Lillah’. Bener ga ? Kalo pun punya prestasi, itu tak lantas menjadi satu-satunya kualitas yang selalu jadi kebanggan. Kita juga mesti punya kualitas yang patut pula untuk Allah. Apa ? Iman.
Inget ga, ketika kita pertama kali masuk Assalam, ditanya tujuan masuknya itu untuk apa ? Ada yang jawab karena ngelanjutin rohis pas SMA, pengen belajar agama lebih, pengen ini, itu, dan banyak lagi. Tapi, yang paling fundamental itu, satu. Sederhana ko. Dakwah. LDK ini ibarat jadi pusat tata surya, matahari. Ya, LDK juga jadi poros gerakan dakwah di kampus. Hal ini juga mesti diorganisir dan dikemas secara apik. Ingat pesannya Ali bin Abi  Thalib,
“Kejahatan yang terorganisir akan kalah dengan kebaikan yang tidak terorganisir.”
Terus, kenapa juga mesti mahasiswa yang jadi agennya ? ‘kan kita masih muda, banyak waktu, pengen masih bebas main, belum lagi tugas kuliah juga ga sedikit. Ini POLBAN, bukan kuliahan kaya FTV.
Oke, itu jadi hal yang biasa ko. Anyway, kenapa mesti mahasiswa ? Kita muda, pemikiran kita masih fresh, malah mudah sekali menjadi open-minded, kita juga masih bisa gerak gesit dan aktif. Lah emang mau ngapain ?
Sejarah membuktikan, peran pemuda itu sangatlah penting. ‘Kan agent of change. Coba tengok peristiwa berdirinya Boedi Oetomo hingga penggulingan pemerintahan Soeharto.  Pemuda semua. Jangan takut juga dengan tugas yang terabaikan, atau dengan masa muda yang tersita, atau juga materi yang terkuras. Hidup itu mesti tawazun loh alias balance. Mau balance dunia akhirat ? ya ikut LDK. Kebaikan itu ga pernah bernilai sia-sia. Kemampuan time management juga sendirinya bakalan terasah. Kita sibuk dengan hal yang berkah. Bukan kupu-kupu (baca : kuliah-pulang kuliah-pulang), apalagi kunang-kunang (baca : kuliah-nangkring kuliah-nangkring), tapi kuda-kuda (baca : kuliah-dakwah kuliah-dakwah).
Alasan berikutnya untuk masuk LDK selain dakwah, yaitu untuk belajar agama tambahan. Belajar agama 2 SKS 1 semester mah ga akan cukup. Asli. Nah, makanya ikut LDK untuk menambah pengetahuan kita tentang agama. Belajarnya juga dengan cara yang beda, ga sama dosen, ataupun mesti bawa modul kuliah. Cukup dateng seminggu sekali, kita bisa sharing apa pun sama pengajar yang satu ini, eh jangan pengajar, mentor sebutannya. Ga cuma masalah agama, kalo mau curhat pribadi juga bisa ko. Apalagi kita ‘kan mahasiswa Politeknik, belajarnya ga Cuma teoritis, tapi juga praktis. Ilmu agama juga dipelajari bukan sekadar nambah pengetahuan, tapi juga nantinya bisa dipraktekkan dalam keseharian. Selain lewat mentoring, ada juga kajian rutin. Nah ini biasanya membahas isu yang sedang hangat. Ga Cuma tentang agama, tapi hal umum juga, tentu saja dikaitkan dengan agama.
Selain yang dua tadi, ada juga yang pengen nambah pengalaman dan keluarga baru. Ya benar. Banyak yang menganggap LDK sebagai keluarga kedua serta tempat cari pengalaman baru. Kenapa ? ini dia istimewanya LDK dibanding organisasi biasa. Ketemu sekadar ketemu, mending kalo kenal banget. Kalo di LDK, ada yang namanya ukhuwah. Ketika ketemu, seperti sama sodara. Ketika sakit dan bahagia, ada teman berbagi. Ketika iman turun ada yang memotivasi. Ketika ruhiyah terganggu ada yang mengajak memperbaiki. Istimewa ‘kan ? Ga Cuma sekadar peribahasa “Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing”. Kita sama –sama membangun apa yang menjadi tujuan berasama, kampus yang madani.
Pengalaman baru ? Pasti dapet ko. Secara, meski dulunya pernah ikut rohis ketika SMA, beda loh dengan LDK. Kampus ‘kan lingkupnya lebih besar, program kerja juga ga nanggung, sama besarnya. So, jangan ragu ikut kepanitiaan acara akbar. Capenya kebales dengan banyak pengalaman dan pemahaman yang berharga.
Nah, penyalur bakatnya bagaimana ? Eh lupa. Gini, LDK itu sebisa mungkin sudah berusaha memfasilitasi anggotanya untuk menyalurkan bakat dan minat. Yang punya hobi membaca, mungkin bisa baca-baca buku tentang dakwah kampus yang ada, yang hobi nulis bisa dakwah lewat tulisan, yang suka gambar bisa bikin komik menarik, yang suaranya bagus bisa ikut nasyid, yang suka main, ada rihlah, yang suka bersosialisasi ada jaulah. Ayo, apalagi yang kurang ? hehe. Lumayan, semuanya mengarahkan kita untuk bagaimana mengemas dakwah dengan menarik, sesuai passion kita.
Yuk, yang masih punya free time dan bingung mau ngapain, gabung ke LDK. Jangan dulu men-justifikasi bahwa LDK isinya hanya orang-orang tertentu. Tapi, kalo belum berpakaian syar’i bagaimana ? Belajarlah, jika kamu memiliki pemahaman yang cukup tentang banyak hal mengenai islam, tahu Islam itu utuh dan mesti diperlakukan seutuhnya, kamu tentu tahu juga bagaimana harus bersikap. LDK tidak pernah menamai dirinya dengan “kelompok alim”. Kita sama-sama belajar. Kamu ga pernah tahu ‘kan sisi terhitam yang pernah dialami orang lain ? Mereka yang di LDK selangkah lebih maju dari mereka yang belum. Dakwah itu kewajiban semua orang. Ingat !


Oleh : Emira Adhikarini
Wakil Koordinator Akhwat Departemen Adkes Gen-X

1 Response to "What’s On LDK ??"