Pembelajar Sesungguhnya

Kini kau terlihat tenang, ku tahu masa kecilmu begitu tampan, pintar, lincah. Kau menjadi kebanggaan semua orang, harapan orang tua mu begitu besar akan masa depanmu. Kau yang taat beribadah, shalat 5 waktu tak pernah kau lalaikan, saum-saum wajib dan sunnah tak pernah kau tinggalkan. Bukan hanya dengan sang pencipta saja kau perhatikan, tetapi dengan ciptaan-ciptaan-Nya pun kau begitu sayang, terbukti di antara teman-temanmu, kau yang sering mengalah, kau yang paling setia kawan, sehingga kau di sayangi oleh teman-temanmu.

Tetapi, ketika usiamu mulai beranjak besar, Allah menunjukkan rasa cinta-Nya kepadamu melalui penyakit yang cukup mengerikan, walau penyakit itu bukan hal yang langka, tetapi cobaan itu sangat berat menurutku jika harus kau tanggung di kala usiamu masih 10 tahun. Penyakit folio yang menyerang sebagian besar tubuhmu itu, lambat laun menggerogoti ketahanan tubuhmu, hingga praktis tubuh kekar dan kelincahanmu hilang. Tetapi yang membuatku semakin kagum padamu, ketaatan Ibadah dan keshalehanmu tidak pernah sirna. Semangat belajarmu terus membara. Walau ku tahu, saat itu otak cerdas itu sangat terbatas untuk berfikir, tetapi karena keingintahuanmu yang sangat besar terhadap Ilmu agama dan ilmu pengetahuan yang tak pernah padam, kau mampu menyelesaikan sekolah dasarmu dengan hasil yang memuaskan sehingga kau pun diterima di sekolah favoritmu. Ketika ratusan siswa yang normal begitu sulit untuk masuk ke sekolah itu, tetapi kau meskipun dalam keadaan sakit mampu bersaing dengan begitu mudah.Itulah keberkahan Allah untukmu.

Tetapi kebahagian itu menjadi tameng untukmu, kini Allah kembali menunjukkan rasa cinta-Nya. Kini yang diuji rasa kesetiakawananmu yang begitu tinggi. Allah menguji mu lewat teman-temanmu yang iri terhadapmu, teman-teman jahil yang terus memusuhimu. Hari-harimu di Sekolah bagai di kandang harimau yang sedang menjulurkan lidahnya, mengasah taringnya dan siap mencerkam dengan kuku-kukunya yang tajam. Berbagai perlakuan hina itu telah kau alami. Setiap harinya peralatan sekolah dan barang-barang yau biasa kau bawa mulai dari pensil,pulpen, buku-buku pelajaran, topi dasi hingga handphone raib seketika diambil oleh tangan-tangan jahil temanmu, hingga orang tuamu berang terhadap teman-temanmu, tetapi ketawakalan dan kesabaranmu yang selalu mengingatkan kedua orangtuamu, untuk terus bersabar dan berdo'a pada-Nya.

Perlakuan keji dari teman-temanmu bukan hanya disitu, aku pun tak habis pikir dimana hati nurani teman-temanmu itu, mengapa mereka begitu tega melakukan hal seperti itu padamu. Kau yang dalam keadaan kursi roda diikat seluruh badanmu, kemudian ditelanjangi, Astagfirullah. Ya Allah, engkaulah yang maha pengasih dan penyayang. dan kau lagi-lagi hanya bisa bersabar dan tidak mau menyebutkan siapa yang telah berbuat seperti itu . Dan kaupun pernah dituduh mencuri uang temanmu, dengan alasan selama jam istirahat kau tidak pernah keluar kelas, memang benar tidak pernah keluar kelas, tetapi aku tahu kau selain tidak bisa jalan, orang tuamu juga suka membekali makanan, walaupun makan itu tak pernah kau makan, karena sudah di buru oleh teman-temanmu.

Berbagai cobaan telah kau alami di sekolah itu, tetapi janji Allah tak pernah diingkari-Nya. Kau lulus dari SMP dengan hasil yang memuaskan. Setamatnya kau dari SMP, kesehatanmu semakin memburuk, sehingga kau tak sanggup lagi melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi yakni SMA. Yah di saat teman-temanmu sedang asyik-asyiknya berkasmaran, beragul bebas, tapi kau hanya terbaring di kasur dengan selang infus yang selalu 'setia' menemanimu. Tetapi di satu sisi aku bersyukur, disaat rekan-rekanmu terjerumus ke lembah curam, kau terlindungi lewat penyakit yang kau derita. Hingga tepat tanggal 24 Agustus 2008 di kala usiamu 15 tahun, bertepatan dengan berkumandangnya adzan Maghrib, kau mengakhiri penderitaan mu di dunia ini, Semoga di Surga-Nya nanti kau menemukan kebahagianmu yang hakiki Meskipun kau telah tiada tetapi Kenangan bersamamu takkan pernah hilang di hati ini. Selamat Jalan Sayang.

Maafkan Kakakmu ini, jika selama mengajarkan Matematika tidak maksimal. Ya Allah, mohon pertemukanlah kami kembali di Syurga-Mu nanti. Amin.

oleh Yani Supriani

1 Response to "Pembelajar Sesungguhnya"