Yuk mulai dari hal yang terkecil.. ^_^

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain”, hadits riwayat ahmad tersebut sudah sering kita dengar. Ya, begitulah islam mengajarkan seorang muslim untuk menjadi manusia yang terbaik, yaitu dengan memberi kebermanfaatan kepada orang lain. Islam tidak hanya mengajarkan hubungan vertikal kepada sang khalik, tetapi juga hubungan horizontal kepada sesama manusia, kita sering menyebutnya sebagai hablum minannas. Dalam hablum minannas ini lah kita dituntut untuk bisa berakhlaq baik dengan memberikan kebermanfaatn kepada orang lain.

sumber : http://kangazmi.blogspot.com/2013/10/manfaat-senyum.html

Menjadi seorang muslim adalah sebuah pilihan. Pilihan untuk berbeda dan menjadi lebih bermanfaat untuk orang lain. Ketika seseorang membencinya, seorang muslim tetap mencintainya. Ketika seseorang memaki nya, seorang muslim akan tetap mendoakan kebaikan untuk nya. Ingatkah kisah Rasulullah saw yang menyuapi seorang pengemis yahudi buta, walaupun pengemis tersebut selalu memaki dan memfitnah rasulullah.  Rasulullah mengajarkan kita untuk senantiasa bermanfaat bagi orang lain bagaimanapun keadaannya.

 Kebermanfaatan selalu membawa kita dalam kebaikan, meringankan beban orang lain tentulah membuat mereka bahagia bahkan bisa mengantarkan kita ke syurga seperti  yang pernah Rasulullah saw ceritakan dalam sabda nya “Ada seorang laki-laki yang melewati ranting berduri berada di tengah jalan. Ia mengatakan, ‘Demi Allah, aku akan menyingkirkan duri ini dari kaum muslimin, sehingga mereka tidak akan terganggu dengannya.’ Maka Allah pun memasukkannya ke dalam syurga”(H.R. Muslim). Terkadang banyak sekali dari kita yang masih ragu untuk melakukan kebaikan-kebaikan yang terlihat kecil, namun tidak disadari akan memberikan manfaat yang sangat besar bagi orang lain. Hal ini biasanya didorong oleh rasa malu dan menyepelekan. Bukan karena kita tidak mau memindahkan duri di jalan, tapi kepekaan yang kurang akan menganggap duri tersebut hilang dengan sendirinya, terhempas oleh angin, atau menunggu orang lain yang memindahkannya.

Hal-hal kecil seperti tersenyum, berterima kasih, memberi minum binatang yang kehausan dan mengucapkan salam ketika berjumpa dengan teman-teman merupakan amalan yang sangat berharga, yang tanpa kita sadari akan mempererat hubungan persaudaraan sesama muslim. Dari tersenyum saja, kita telah mengajak orang lain untuk tersenyum juga yang tanpa disadari telah  memberi mood yang lebih baik, penghargaan terhadap persaudaraan yang telah terjalin, bahkan mungkin memalingkan kesedihan saudara kita walupun hanya se-persekian detik. Itulah islam yang selalu mengajarkan kita kebaikan untuk hal-hal kecil sekalipun. Yakinlah Allah SWT pasti mengapresiasi kebaikan-kebaikan tersebut “Barangsiapa yang mengerjakan amal perbuatan kebaikan sebesar dzarrah pun, niscaya ia akan mendapatkan balasannya.”(Q.S. AlZalzalah:7)

Tidak perlu menunggu kemuliaan seperti para sahabat Rasulullah saw. Menunggu seperti Umar yang sangat keras kepada musuh-musuh islam, Abu Bakar As-Shiddiq yang benar, membenarkan dan dibenarkan, Utsman yang akhlaqnya sangat mulia dan Ali yang sangat berani menggantikan Rasulullah di saat terror pembunuhan mengepung kediaman beliau. Lakukanlah hal-hal terbaik yang bisa kita lakukan saat ini, berikan kebermanfaatan kepada orang-orang di sekitar kita namun tetaplah istiqamah mencari peluang-peluang kebaikan yang lain dengan menambah kapasitas diri. Kecenderungan-kecenderungan memang berbeda, seperti perbedaan potensi kebaikan yang dimiliki. Islam memuliakan semua potensi, jika tidak bisa sekokoh karang, menjadi rumput yang tak tercabut ditiup angin pun tetap besar kemuliannya.

Ditulis oleh:
Regina Agustina
(Koordinator Akhwat Departemen Annisa Assalam Gen-X)

0 Response to "Yuk mulai dari hal yang terkecil.. ^_^"

Posting Komentar