Mensyukuri potensi diri (be positive thinking)

Kawanku, saya ingin berbagi cerita tentang seekor kijang dan tanduknya. Cerita ini saya peroleh dari salah satu seorang Ustadzah saya, sewaktu masih duduk di bangku Madrasah Tsanawiyah. Disana dikisahkan sang kijang begitu mengagumi kecantikan dan keindahan tanduknya. Dia selalu tersenyum setiap kali melihat bayangan tanduknya diatas air terjun. Lain halnya, ketika kijang itu memandangi kakinya, ia mengeluh, kesal akan kakinya yang jelek dan dekil, tepatnya ia merasa kecewa. Tapi pada suatu hari, kijang itu dalam keadaan bahaya, ia lari sekencang-kencangnya agar tidak diterkam oleh Harimau hutan yang mengejarnya. Tapi alangkah malangnya, disaat bahaya menyerang, tanduk kijang itu malah tersangkut di sela-dela pohon. Dengan sekuat tenaga ia berusaha melapaskan diri dari pohon itu, tapi yang ada hanya rasa sakit dan kekhawatiran tanduk indahnya akan patah.

Tapi Allah memang sungguh Maha Pengasih, disaat Harimau hampir menerkamnya, tiba-tiba saja sang kijang menghentakkan kakinya ke batang pohon, Pushh …!!! Hasilnya sungguh luar biasa, Ia terlepas dari bahaya tanpa harus kehilangan tanduk indahnya.

Pada akhirnya Ia pun menyadari, kalau segala sesuatu yang telah tercipta di dunia ini pasti memiliki fungsi dan perannya masing-masing.
“… Ya Tuhan kami, tidaklah
engkau menciptakan semua ini sia-sia.”
(Ali-Imran: 19)

Sekarang kawanku, ingat-ingat kembali seberapa sering kita menandang kecil kemampuan dan bakat yang telah Allah SWT anugerahkan. Seberapa banyak kita tanamkan rasa kecewa akan kehidupan yang sedang kita jalani saat ini.

Hitung berapa jumlah dalam seharinya, mulut kita mengeluarkan kata-kata kekecewaan. Kalikan umurmu yang sekarang. Kalikan tiga puluh untuk hitungan hari-hari yang kita jalani, yang apabila kita sadari hidup ini indah adanya. Kalikan lagi dua belas untuk bulan-bulan yang telah kita lalui. Kalikan dua puluh empat, untuk waktu yang terus berdetak. Kalikan emam puluh, untuk menit-menit yang kita pingit sendiri untuk “memanjakan” kekecewaan dalam tiap nada detaknya. Kalikan enam puluh lagi untuk detik, yang sepanjang bunyinya, kita abaikan dalam kehampaan. Sekarang berapa saldo kekecewaan dalam tabungan waktumu? Kalikan lagi dengan emam puluh. Itulah angka milisecon yang tertera dalam tabungan waktu yang kau biarkan berlalu begitu saja. Lebih fantantis sekali jika angka-angka itu ditarik menjadi skala nano.

Kawanku, jangan pernah memaksakan diri untuk menjadi serupa dengan orang lain. Karena kita diciptakan dengan penuh keunikan tersendiri. Mulai sekarang syukurilah atas segala nikmat, anugerah, dan potensi yang telah Allah SWT limpahkan kepada kita. terimalah diri ini dengan penuh keikhlasan, sebab bagaimana orang lain akan menerima diri kita, sedangkan kita sendiri enggan menerima menerimanya.
_____________________________________________
“Siapa pun Anda, Anda adalah mahluk dengan tingakat kesempurnaan paling utama beserta segala potensi hidup yang telah Tuhan ciptakan dengan kemaha kuasaan-Nya. Anda adalah kebijakan dalam segala rencananya.
(JackTrout, Differentiatie or Die)
____________________________________________



0 Response to "Mensyukuri potensi diri (be positive thinking)"

Posting Komentar