Dari sebuah desa yaitu Desa Ciwaruga di sebelah barat bandung tepatnya di Kabupaten Bandung Barat. Kami tergabung dalam ASSAGANA (Assalam Tanggap Bencana) dari LDK Assalam () Polban mencoba beraksi untuk membantu saudara yang sedang terkena musibah. Untuk kali ini kami melakukan penggalangan dana hingga eksekusi langsung ke lokasi banjir di daerah Bandung Selatan.
Penggalangan hari pertama dilakukan pada tanggal 26 Desember 2014
tepatnya di daerah Pasar Cibogo, Sarijadi, Ciwaruga dan daerah Pasar
Gegerkalong. Saat itu anggota yang turun sekitar sembilan orang.
Meskipun melakukan penggalangan dana ke pasar hingga perumahan, namun
dana yang terkumpulkan lumayan besar sekitar Rp. 2.250.900,00.
Hari selanjutnya anggota yang turun untuk ngegalang pun tetap berjumlah sembilan orang. Namun kali ini ASSAGANA mencoba melakukan penggalangan di Pasar Simpang Dago, Pasar Cihayrgeulis hingga di sepanjang Jalan Ahmad Yani. Dan dari hasil penggalangan ini alhamdulillah dana yang terkumpul sekitar Rp. 1.212.600,00.
Berbagai tanggapan dari donatur menjadi kesan tersendiri. Tanggapan mereka begitu positif akan apa yang telah dilakukan oleh ASSAGANA. Mereka berterima kasih karena bisa memfasilitasi penyumbangan dana untuk korban banjir di Bandung Selatan. "Wios saalitnya, mung tiasa masihan sakieu-kieuna" ujar salah seorang penyumbang.
Sebelum eksekusi, sebagian dari tim ASSAGANA pun melakukan survey ke lokasi. Survey mulai dari daerah Dayeuh Kolot hingga Bojong Soang dan Bale Endah. Untuk melihat kondisi rumah yang terendam banjir, perahu pun menjadi salah satu sarana yang digunakan tepatnya di daerah Bojong Soang sebelum jembatan menuju ke Bale Endah.
"Ka daerah Bojong Sari ieu mh teu acan merata sumbanganna. Kamari weh ngan sakali kenging sembako teh." ujar salah seorang ibu yang kami temui di perahu itu. Ibu dan warga setempat memang menggunakan perahu untuk berpergian selama banjir melanda. Hal ini juga yang menyebabkan daerah mereka sulit tersentuh oleh bantuan dari luar. Terlebih beberapa warga masih tetap tinggal di rumah meskipun terendam banjir.
Pada 29 Desember 2014, tim ASSAGANA LDK Assalam Polban melakukan eksekusi ke lokasi banjir. Dana yang terkumpul dibelikan bahan makanan dan perlengkapan lainnya seperti obat-obatan hingga keperluan pribadi seperti pembalut wanita dan disposable diaper atau popok bayi sekali pakai. Untuk pengangkutan sumbangan menggunakan angkot, dan untuk relawannya menggunakan beberapa motor.
Penyaluran sumbangan dilakukan di dua tempat yaitu di Dayeuh Kolot tepatnya di kampung Leuwi Bandung dan bantara Sungai Citarum di Cijagra Bojong Soang. Penyaluran langsung diberikan kepada korban banjir. Saat itu keadaan airnya sudah surut sehingga memudahkan relawan untuk masuk ke pemukiman warga. Meskipun sumbangan tidak terbagi merata namun setidaknya kebahagiaan terpancar dari mereka ketika relawan tiba disana. Selain sumbangan, relawan pun membagikan makanan ringan kepada anak-anak korban bencana.
"Alhamdulillah sakieu ogè, ku datangna kadieu ogè tos hatur nuhun. Tos tiasa ninggali dulur nu didieu. Tos tiasa merhatikeun gè cukup alhamdulillah" ujar warga ketika ditemui saat penyaluran sumbangan itu.
Sumbangan yang diberikan tidak begitu banyak, namun sepertinya kedatangan relawan seperti sudah mengobati duka yang mereka alami. Kepedulian, perhatian dan dukungan sangat mereka butuhkan. Tali silaturahim ini menjadi obat yang sangat ampuh ketika bencana melanda. Mencoba memahami posisi mereka dan memberikan semangat mungkin salah satu yang mereka butuhkan saat ini selain bantuan materi.
Saling menyalahkan bukan lagi menjadi solusi saat ini. Bencana tahunan ini menjadi momok yang sangat mengerikan untuk Bandung Selatan. Mudah-mudan semua orang tergerak untuk memperbaiki segalanya mulai dari aparatur pemerintah hingga warga yang tinggal disana. Mulai dari peraturan perizinan bangunan hingga kebiasaan membuang sampah yang harus ditegakkan dan ditinggalkan.
Bandung, 1 Januari 2015
MG's
Hari selanjutnya anggota yang turun untuk ngegalang pun tetap berjumlah sembilan orang. Namun kali ini ASSAGANA mencoba melakukan penggalangan di Pasar Simpang Dago, Pasar Cihayrgeulis hingga di sepanjang Jalan Ahmad Yani. Dan dari hasil penggalangan ini alhamdulillah dana yang terkumpul sekitar Rp. 1.212.600,00.
Berbagai tanggapan dari donatur menjadi kesan tersendiri. Tanggapan mereka begitu positif akan apa yang telah dilakukan oleh ASSAGANA. Mereka berterima kasih karena bisa memfasilitasi penyumbangan dana untuk korban banjir di Bandung Selatan. "Wios saalitnya, mung tiasa masihan sakieu-kieuna" ujar salah seorang penyumbang.
Sebelum eksekusi, sebagian dari tim ASSAGANA pun melakukan survey ke lokasi. Survey mulai dari daerah Dayeuh Kolot hingga Bojong Soang dan Bale Endah. Untuk melihat kondisi rumah yang terendam banjir, perahu pun menjadi salah satu sarana yang digunakan tepatnya di daerah Bojong Soang sebelum jembatan menuju ke Bale Endah.
"Ka daerah Bojong Sari ieu mh teu acan merata sumbanganna. Kamari weh ngan sakali kenging sembako teh." ujar salah seorang ibu yang kami temui di perahu itu. Ibu dan warga setempat memang menggunakan perahu untuk berpergian selama banjir melanda. Hal ini juga yang menyebabkan daerah mereka sulit tersentuh oleh bantuan dari luar. Terlebih beberapa warga masih tetap tinggal di rumah meskipun terendam banjir.
Pada 29 Desember 2014, tim ASSAGANA LDK Assalam Polban melakukan eksekusi ke lokasi banjir. Dana yang terkumpul dibelikan bahan makanan dan perlengkapan lainnya seperti obat-obatan hingga keperluan pribadi seperti pembalut wanita dan disposable diaper atau popok bayi sekali pakai. Untuk pengangkutan sumbangan menggunakan angkot, dan untuk relawannya menggunakan beberapa motor.
Penyaluran sumbangan dilakukan di dua tempat yaitu di Dayeuh Kolot tepatnya di kampung Leuwi Bandung dan bantara Sungai Citarum di Cijagra Bojong Soang. Penyaluran langsung diberikan kepada korban banjir. Saat itu keadaan airnya sudah surut sehingga memudahkan relawan untuk masuk ke pemukiman warga. Meskipun sumbangan tidak terbagi merata namun setidaknya kebahagiaan terpancar dari mereka ketika relawan tiba disana. Selain sumbangan, relawan pun membagikan makanan ringan kepada anak-anak korban bencana.
"Alhamdulillah sakieu ogè, ku datangna kadieu ogè tos hatur nuhun. Tos tiasa ninggali dulur nu didieu. Tos tiasa merhatikeun gè cukup alhamdulillah" ujar warga ketika ditemui saat penyaluran sumbangan itu.
Sumbangan yang diberikan tidak begitu banyak, namun sepertinya kedatangan relawan seperti sudah mengobati duka yang mereka alami. Kepedulian, perhatian dan dukungan sangat mereka butuhkan. Tali silaturahim ini menjadi obat yang sangat ampuh ketika bencana melanda. Mencoba memahami posisi mereka dan memberikan semangat mungkin salah satu yang mereka butuhkan saat ini selain bantuan materi.
Saling menyalahkan bukan lagi menjadi solusi saat ini. Bencana tahunan ini menjadi momok yang sangat mengerikan untuk Bandung Selatan. Mudah-mudan semua orang tergerak untuk memperbaiki segalanya mulai dari aparatur pemerintah hingga warga yang tinggal disana. Mulai dari peraturan perizinan bangunan hingga kebiasaan membuang sampah yang harus ditegakkan dan ditinggalkan.
Bandung, 1 Januari 2015
MG's
wah bagu, peduli sesama.. perbuatan yang mulia. dilanjutkan gan
BalasHapus