Manuver Kongres AS soal Baitul Maqdis
MINGGU, 09 AGUSTUS 2009 11:40 (SABILI)
Prakarsa seorang anggota Kongres AS terkait pemindahan kedutaan negara ini dari Tel Aviv ke Baitul Maqdis mendapat penentangan keras dari kalangan politisi dan media Palestina.
Draft usulan ini dikemukakan Dan Burton, seorang anggota Kongres AS dari Partai Republik. Berdasarkan prakarsa tersebut, Baitul Maqdis diperkenalkan sebagai ibu kota Israel dan AS harus memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Baitul Maqdis hingga tahun 2012.
Tidak diragukan lagi, selama enam dekade pendudukan Palestina, para pejabat tinggi rezim Zionis berupaya menekankan keinginannya kepada negara-negara sekutu terkait pemindahan kedutaan negara-negara tersebut dari Tel Aviv ke Baitul Maqdis. Namun, mitra-mitra Israel menghindarinya, karena mengetahui dampak negatif pemindahan tersebut.
Pada tahun 1995, mantan Presiden AS dari kubu Demokrat, Bill Clinton menerima ketetapan Kongres AS mengenai pemindahan kedutaan besar negara ini dari Tel Aviv ke Baitul Maqdis dan menjalankan udang-undang tersebut sebagai penghargaan atas kemajuan perundingan damai Timur Tengah.
Dengan dasar ini, pemindahan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Baitul Maqdis dilakukan pasca berdirinya negara independen Palestina, pada tanggal 31 Mei 1999. Dengan demikian, Bill Clinton menyarankan pemindahan kedutaaan AS ditangguhkan pasca penyelesaian konflik Palestina-Israel.
Dengan membentuk dua konsuler AS di kawasan barat dan timur Baitul Maqdis, pemerintahan sementara AS di Israel tinggal menunggu waktu untuk mewujudkan angan-angan lama Israel membuka kedutaan tersebut.
Sejatinya, jika pemindahan kedutaan besar AS ke Baitul Maqdis terwujud, maka Washington mengakui pendudukan Baitul Maqdis yang dilakukan rezim Zionis, yang terang-terangan melanggar ketentuan internasional.
Baitul Maqdis Barat diduduki oleh Rezim Zionis pada tahun 1949 dan Baitul Maqdis Timur pun kembali diduduki Israel pada tahun 1967. Dengan memindahkan kantor parlemen dan perdana menteri Israel ke Baitul Maqdis Barat, para pejabat tinggi Israel menantikan bersatunya Baitul Maqdis Barat dan Timur yang merupakan impian mereka selama bertahun-tahun, dan mereka sebut sebagai ibu kota bersatu Israel.
Padahal, hal ini tidak mungkin terwujud, karena adanya puluhan ribu warga Palestina yang bermukim di kawasan timur dan Barat Baitul Maqdis dan juga adanya mesjid Al-Aqsha yang merupakan simbol identitas agama dan bangsa Palestina.
Dalam kondisi demikian, tampaknya manuver kubu Republik di Kongres AS untuk memindahkan Kedutaan AS ke Baitul Maqdis merupakan aksi terencana dan diperhitungkan matang.
Aksi ini bersamaan dengan percepatan pembangunan permukiman Zionis di Baitul Maqdis serta pengusiran paksa warga Palestina hingga memaksa Obama mewajudkan hal tersebut dengan slogan perubahannya.(Irb/sbl)
http://sabili.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=419:manuver-kongres-as-soal-baitul-maqdis&catid=81:internasional&Itemid=198
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Manuver Kongres AS soal Baitul Maqdis"
Posting Komentar