Airmata adalah nikmat yang sering kali kita asingkan. Padahal, ia mampu mengungkapkan kata, yang tak sanggup dijabarkan lewat rongga wajah. Ia mampu menerjemahkan rasa yang tak bisa diperlihatkan palung hati. Ia juga mahir menjadi duta kita, ketika kita malu mengungkapkan keinginan kita, kepada Allah SWT. Dialah sahabat yang Allah hadiahkan sebagai keistimewaan dalam khusunya jejak do’a-do’a kita.
Airmata bukanlah simbol penderitaan. Ada padanya kebahagian yang tak terbendung. Ada padanya sumber perasaan hati nurani. Ada padannya pusat ketegaran.
Sahabatku, jangan hentikan langkahmu karena takut akan kegagalan. Tapi takutlah jika kita menjadi orang yang berjalan ditempat, tertinggal, dan merugi. Jangan pernah takut akan kematian akibat penyakit yang kita derita, karena bukan berapa lama kita hidup, tapi hal apa yang telah kita perbuat dalam hidup. Jangan pernah mengeluh akan alur kehidupan yang penuh dengan potret duka lara, tapi takutlah jika dalam hidupmu hampa karena tak ada pergantian tawa dan air mata.
… dan Dia (Allah) menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya
dengan serapi-rapinya.
” (QS. 25: 2).
Masih begitu hangat dalam file ingatanku, saat Aku mengalami sakit yang cukup parah. Sepanjang malam aku menangis untuk menahan sakitnya efek obat yang diberikan oleh Dokter. Lalu Ibu mendekatkan wajahnya kepipiku, dan berbisik manis “Inilah kehidupan yang terbaik, kadang suka dan kadang duka. Allah yang maha bijaksana, punya cara yang unik agar setiap hamba-Nya bisa selalu merasa dekat dengan-Nya.” Subhannallah … Akupun berhenti menangis, meski “cubitan” obat itu rasanya semakin “menggigit” kulit dan membuatku mual. Sejak itu, aku mulai mengerti tentang suatu hal, mengapa Allah menciptakan segala sesuatu didunia ini berpasang-pasangan. Duka dan suka, manis dan pahit, hitam dan putih, berhasil dan gagal, jatuh dan bangun. Itulah warna-warni kehidupan yang membuat indah semesta ini. Bukankah pelangi yang indah akan tercipta jika ada rintik hujan dan terik matahari. Bila kau menginginkan kesuksesan, berarti kau pun harus siap untuk berhadapan dengan kegagalan. Jika kau hanya menginginkan melihat indahnya matahari pagi tanpa mau melewati sunyi dan gelapnya malam, mungkinkah?
Tapi ingat kawan, merasakan kegagalan, menuai kesedihan, dan meneteskan air mata kedukaan, bukanlah suatu pengorbanan yang harus kita berikan ataupun mesti kita rasakan untuk mendapatkan kebahagian dan kesuksesan. Karena tidak ada kata pengorbanan dalam pencapaian kebahagiaan, melainkan hanya ada keikhlasan untuk bisa menjalaninya. Tanpa kau pernah mengalami kegagalan, kau takan pernah mengevaluasi tiap langkahmu, untuk bisa melakukan yang lebih baik lagi.
Teguran kecil dari Allah adalah kasih sayangnya yang terbaik. Ibaratnya seperti ini, jika ada orang yang mengatakan padamu. “Wuiiih … kau tampak keren memakai baju ini, modelnya juga lucu, beli dimana?” Apa yang akan kita lakukan, saya yakin kita tidak akan buru-buru datang ke kamar mandi untuk bercermin dan tergesa-gesa merapihkan penampilan kita. Dan kalupun kita berlama-lama didepan cermin, kita tidak akan sempat untuk memikirkan, masihkah ada yang salah dengan diri kita?. Yang ada kita hanya akan terus senyum dengan perasaan bahagia, sembari mengingat-ngingat pujian dari sahabat kita tadi. Tapi lain halnya jika ada yang mengatakan kepada kita, “Iiih … kok bajunya kotor sekali, nggak rapih pula.” Apa yang kita rasakan, mungkin saat itu merasa malu, tersinggung dan kemungkinan dalam hati kita marah sama sahabat kita, dan menganggapnya keterlaluan. Tapi apa yang kau lakukan setelah itu. Kita pasti akan terburu-buru datang ke kamar mandi dan sesegera mungkin untuk merapihkan penampilan kita.
Kemudian di hari-hari berikutnya sebelum kita benar-benar pergi keluar, kita akan lebih teliti dalam berpakaian dan selalu mengatakan, masihkah ada yang salah dengan penampilanku. Dan dihari-hari berikutnya, kita pun akan selalu ingat dengan kejadian itu, untuk dijadikan pembelajaran yang berarti dalam hidup kita. Begitupun dengan kerikil-kerikil kecil yang Allah lemparkan kearah kita, merupakan salah satu cara-Nya tersendiri agar setiap hamba-Nya bisa selalu merasa dekat dengan-Nya.
Jadi bersyukurlah jika dalam menjalani kehidupan ini kita meneteskan air mata. Itu berarti kanvas putih yang Allah titipkan kepada kita, telah kita gambar dengan penuh warna. Telah kita isi dengan ragam warna-warni nikmat-nikmat-Nya, yang kemungkinan tidak semua orang bisa merasakan-Nya. Sewaktu Dosen Bahasa Inggris ku mengadakan nonton bareng di kelas, tentang film “Tuck Everlasting” tahukah kawan, hal apa yang sesungguhnya ditakutkan oleh keluarga Tuck dalam film tersebut? Kehampaan hidup. Jadi mulai sekarang kenapa kita musti takut dengan kedukaan dan air mata. Padahal Allah SWT sudah menjamin, bahwa disetiap kesulitan pasti ada kemudahan. Dan ingat selalu, sesungguhnya Allah senantiasa bersama kita.
“Hidup adalah mencari arti akan jati diri. Bilakah ia tak selaras dengan mimpi, maka biarlah ku berdiri,
bukan berhenti. Karena hidup sendiri tak kenal kompromi. Hidup ibarat kaca, kadang rapuh dan kadang angkuh. Bilapun ia pecah berserakan itu bukanlah akhir dari keindahan. Karena masih ada harapan, dalam perjalanan panjang kehidupan akan ada yang menyusunnya
kembali utuh.”
(Sebuah pesan singkat dilayar kaca, 085681XXXX)
written by
*Bee AN'07*
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Bersyukurlah Jika Dalam Hidupmu Ada Air Mata"
Posting Komentar